AC Milan Perpanjang Kontrak Pierre Kalulu

-AC Milan resmi memperpanjang kontrak salah satu pemainnya. Pemain tersebut adalah Pierre Kalulu yang mendapatkan kontrak jangka panjang.
Kalulu sebenarnya baru saja masuk pada 2020 lalu dari Lyon. Dalam periode dua tahun, pemain berposisi sebagai bek tengah itu dengan cepat jadi pemain inti. Kebetulan, usianya masih muda. Kalulu lahir tahun 2000 atau usianya sekarang masih 22 tahun. Milan yang memang sedang regenerasi skuad, memutuskan memperpanjang kontrak sang pemain. Dalam kontrak terbarunya, Kalulu akan bertahan di Milan selama lima tahun ke depan. Kontraknya akan habis pada tahun 2027 mendatang.

Sejarah Dan Profil Desa Suco

Setelah lama saya bertanya dan mecari tentang asal-usul/ sejarah desaku tercinta yaitu Desa Suco baik dari bertanya kepada sesepuh desa, orang tua dan sesepuh saya sendiri, Kini terjawab sudah.
Berikut sejarah dan profil desaku yang saya dapat dari hasil surve saya dan dari tulisan kepala desa Suco yaitu Bapak Taufik Hidayat

**** PROFIL DESA *****
1. LEGENDA DAN SEJARAH DESA
a. Legenda Sejarah Desa Suco
Sejarah Desa disusun bersasarkan sebagian bukti–bukti/peninggalan yang terdapat dilingkungan Desa serta menurut sumber cerita dari para sesepuh Desa Suco dan Masyarakat, juga Perangkat Desa/Kepala Dusun yang dapat dipercaya adalah sebagai berikut :
Sejarah Desa Suco tidak jauh berbeda dengan sejarah Desa – Desa yang lain.Desa Suco berdiri pada Tanggal 1 Januarl 1913 yang di Pimpin oleh seorang Tokoh Masyarakat yang bernama Bapak SAONA. Pada awalnya sebelum Bapak SAONA memerintah di Desa Suco , jauh sebelumnya tinggal seorang pemuka Agama Islam atau Kyai yang bernama Mbah / Kakek BUNGKOS, yang konon Beliaulah yang pertama kali babat alas di Desa ini. Oleh karena Beliau adalah seorang Kyai yang kerap kali berda’wah menyiarkan Agama Islam dengan cara berpindah pindah dari satu tempat ketempat lainnya, Ketika Berdakwah Di Desa Kami ( Suco ) terjadi Banjir Bandang ,batu – batu dan pepohonan tumbang dari hutan sebelah timur desa suco ,berikut tanaman lain musnah hanyut terbawa arus , ketika banjir bandang telah reda itulah banyak batu permata ( akik / Socah atau Suco ) yang bermunculan dan berserakan di atas onggokan tanah lumpur . maka sejak itulah Desa Ini di Namakan Desa SUCO.
Nama Petinggi Desa atau Kepala Desa yang pernah dan masih menjabat sampai saat adalah :
Sejak saat itu Desa Suco dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang membawahi 3 dusun yaitu :
1. Dusun Karang Sirih
2. Dusun Krajan
3. Dusun Mandigu
Dimana tiap-tiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun atau Pamong Desa yang membawahi RT/RW yang tugasnya sebagai penanggung jawab keamanan. Dan mereka menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing dan sebagai imbalan dari pelayanan mereka, masyarakat menyerahkan lahan sawah (tanah bengkok/pecaton) dan diberikan kepada mereka.
Adapun beberapa Nama Kepala Desa yang pernah memimpin DESA SUCO sebagai berikut :
1. Saona : Memimpin dari 1913 S/d tahun 1918
2. Astro : Memimpin dari 1918 S/d tahun 1926
3. Sudjak : Memimpin dari 1926 S/d tahun 1933
4. Misrawi : Memimpin dari 1933 S/d tahun 1934
5. Sukya : Memimpin dari 1934 S/d tahun 1941
6. Muadjib : Memimpin dari 1941 S/d tahun 1943
7. Abdurahman : Memimpin dari 1943 S/d tahun 1972
8 . Rofik : Memimpin dari 1972 S/d tahun 1983
9. Imam Abdullah : Memimpin dari 1983 S/d tahun 1993
10. Ali Usman Efendi : Memimpin dari 1993 S/d tahun 2007
11. Bisno : Memimpin dari 2007 S/d tahun 2013
12. Taufik Hidayat : Memimpin dari 2013 S/d Sekarang

b. Kondisi Umum Desa
Secara umum letak geografis Desa Suco terletak pada wilayah dataran sedang yang luas yang merupakan lembah yang subur. Secara umum batas-batas administrasi Desa Suco meliputi :
Utara : Desa Mumbulsari
Timur : Desa Lampeji
Selatan : Kecamatan Tempurejo
Barat : Desa Tamansari
Desa Suco memiliki luas wilayah 1,457,975 Ha. Dari segi topografi,
Dari luas wilayah tersebut di atas terbagi menjadi beberapa kawasan :
Perkampungan : 92,368 ha
Sawah : 404,000 ha
Rawa : – ha
Semak/padang rumput : – ha
Tanah tegalan : 115.368 ha
Lain-lain : – ha
Selain itu Desa Suco memiliki wilayah berupa Dusun yakni:
1. Dusun Karang Sirih
2. Dusun Krajan
3. Dusun Mandigu
1. Gambaran Umum Demografis Desa Suco
Secara umum Desa Suco mayoritas Penduduknya merupakan Penduduk asli dengan dan sisanya sebagian kecil merupakan Penduduk pendatang. Dilihat dari penyebaran suku bangsa Penduduk Desa Suco mayoritas suku Madura dan sebagian kecil suku Jawa.
Sesuai dengan pendataan penduduk tahun 2014 dan pemutahiran data penduduk tahun 2014 jumlah penduduk Desa Suco 13.148 jiwa yang terdiri dari :
Laki-laki : 6.492 jiwa
Perempuan : 6.656 jiwa
Trik dan Tips Cara Mengatasi Hp Android Lemot juga Lambat Tips Cara Mengatasi Hp Android yang Lemot atau Lambat – Android merupakan inovasi yang diluncurkan oleh para ahli dalam mendukung kemampuan smartphone yang dari segi komponen dan fitur semakin berkembang. Untuk mengimbangi hal tersebut banyak developer sistem operasi meningkatkan kualitas fitur yang dihadirkan didalamnya. Banyaknya tawaran harga handphone android diera milenium ini, mulai dari 500 ribuan hingga puluhan juta tersedia menyesuaikan kebutuhan spesifikasi yang anda inginkan, misalnya Mito Fantasy Mini yang diluncurkan oleh pabrikan lokal dengan harga 800 ribuan sudah menggunakan os Jelly Bean. Di Indonesia sendiri android itu sudah bukan menjadi barang mewah, sebab bisa kita lihat hampir semua kalangan saat ini menggunakan hp berbasis os milik Google tersebut. Tips cara mengatasi hp android lemot atau lambat Dari segi kemudahan, HP Android lebih unggul dari sistem operasi mobile lainnya karena gampang diedit sesuai pengaturan sang pengguna. Namun walaupun begitu, banyak perangkat seluler Android yang mengalami perlambatan sistem atau biasa disebut Lag/lemot, keadaan dimana smartphone mengalami keadaan lambat dalam menjalankan perintah maupun aplikasi yang bisa disebabkan oleh banyak hal mulai dari spesifikasi ponsel tidak cukup tangguh melakukan multitasking atau anda terlalu banyak menginstalkan aplikasi maupun cache aplikasi yang mengakibatkan hp android menjadi lemot. Kesempatan kali ini, blog Informasi Gadget Terbaru akan berbagi tips cara mengatasi hp android yang lemot atau lambat, simak dan perhatikan info dibawah ini untuk mengatasi masalah melambatnya hp androidmu. Tips Mengatasi Hp Android Lemot Memori internal penuh : perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak menyimpan data atau menginstalkan aplikasi di memori internal bisa membuat kinerja ponsel menjadi berat. Sebagai saran dari kami, lebih baik menyeimbangi pengguna memori yang ada. Membersihkan cache : menjalankan aplikasi terkadang bisa meninggal sisa data penyimpanan berkelanjutan atau disebut cache, namun tahukah kamu bahwa penumpukan cache dari aplikasi-aplikasi tersebut dapat menjadi faktor memperlambat kerja hp android anda. Cache juga biasa disebut dengan history jika pada browser. Untuk mencegah sistem menjadi lag akibat penumpukan cache ini kita bisa membersihkannya mengguna aplikasi khusus yang bisa di download di Google Play Store. Terlalu banyak widget : sebagian orang menghiasi ponsel android mereka dengan berbagai widget yang tujuannya untuk memperindah tampilan atau sekedar untuk membuat kesan imut atau lucu dilayarnya terutama dengan menggunakan live walpaper tetapi diketahui bahwa hal itu bisa memakan daya baterai yang banyak dan memperlambat sistem di handphone anda. Oleh karena itu sebaiknya anda hanya menginstal widget yang benar-benar dirasa penting dan menghindari penggunaan live walpaper. Update firmaware : Firmware merupakan sistem operasi pada perangkat seluler seperti dan pasti saja memiliki update versi tersendiri. Cara mengatasi hp android yang lemot lainnya adalah dengan selalu mengupdate versi dari os yang digunakan di smartphone karena dengan begitu bisa memberikan peningkatan kinerjanya juga bisa mengatasi masalah aplikasi yang tidak kompatibel. Menjalankan banyak aplikasi bersamaan bisa mengganggu proses dan mengakibatkan loading menjadi lama karena tugas processor menjadi sangat berat. Solusinya ialah ketika sudah selesai menjalankan aplikasi sebaiknya ditutup dan jika tidak terlalu diperlukan jangan pernah menjalan banyak aplikasi secara bersamaan. Oke sampai disini dulu informasi dari kami seputar Tips dan Cara Mengatasi Hp Android yang Lemot atau Lambat yang disebabkan oleh berbagai masalah. Dengan adanya tips dan trik diatas diharapkan para pengguna android lebih bijak dalam menggunakan perangkatnya dan menjaga keoptimalan sistem android agar tidak menimbulkan perlambatan kinerja. Terima Kasih.

Bahasa Madura

Bahasa Madura

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Madura
مدورا
Madhura, Basa Mathura
Dituturkan di Pulau Madura, Pulau Sapudi, pantai utara Jawa timur, Singapura
Jumlah penutur 14 juta (2000) [1]  (tidak ada tanggal)
Rumpun bahasa
Kode-kode bahasa
ISO 639-2 mad
ISO 639-3 mad
Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang [1], dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan.
Bahasa Kangean, walau serumpun, dianggap bahasa tersendiri.
Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibu mereka.

Kosakata

Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia.
Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.
Contoh :
  • bhila (huruf "a" dibaca [e] ) sama dengan bila = kapan
  • oreng = orang
  • tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
  • dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
  • tanya = sama dengan tanya
  • cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau)
  • onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
  • Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?

Sistem pengucapan

Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi.
Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun demikian penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah.
Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [ə] dan [o].

Tingkatan Bahasa

Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal Tingkatan-tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni:
  • Ja' - iya (sama dengan ngoko)
  • Engghi-Enthen (sama dengan Madya)
  • Engghi-Bunthen (sama dengan Krama)
Contoh :
  • Berempa' arghena paona?: Mangganya berapa harganya? (Ja'-iya)
  • Saponapa argheneppon paona?: Mangganya berapa harganya? (Engghi-Bunthen)

Dialek-dialek Bahasa Madura

Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:
Dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini seringkali bercampur dengan Bahasa Jawa sehingga kerap mereka lebih suka dipanggil sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura.
Contoh pada kasus kata ganti "kamu":
  • kata be'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep.
  • sedangkan kata kakeh untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang.
  • Heddeh dan Seddeh dipakai di daerah pedesaan Bangkalan.
Khusus Dialek Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Bahasa Madura yang karena berbedanya hingga kerap dianggap bukan bagian Bahasa Madura, khususnya oleh masyarakat Madura daratan.
Contoh:
  • akoh: saya (sengko' dalam bahasa Madura daratan)
  • kaoh: kamu (be'en atau be'na dalam bahasa Madura daratan)
  • berrA' : barat (berre' dengan e schwa dalam bahasa Madura daratan)
  • morrAh: murah (modhe dalam bahasa Madura daratan)

Bawean

Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, namun bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan Inggris serta bahasa Jawa karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke Malaysia dan Singapura, Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Pudakit dan juga Dialek Diponggo. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir ini bahasa Bawean dikenal sebagai Boyanese. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang serupa tapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh-contoh:
  • eson atau ehon = aku (sengkok/engkok dalam bahasa Madura)
  • kalaaken = ambilkan (kalaagghi dalam bahasa Madura)
  • trimakasih = terimakasih (salengkong / sakalangkong / kalangkong dalam Bahasa Madura)
  • adek = depan (adek artinya dalam bahasa Madura

Perbandingan dengan bahasa Melayu

Bahasa Bawean juga banyak yang sememangnya sama dengan Bahasa Melayu, contohnya:
  • Dapur (baca: Depor) = Dapur
  • Kanan = Kanan
  • Banyak (baca: benyyak) = Banyak
  • Masuk = Masuk
  • Suruh = Suruh
Perbedaan imbuhan di depan, contohnya:
  • Ngakan = Makan
  • Nginum = Minum
  • Arangkak = Merangkak
  • Juk-tojuk =Duduk-duduk
  • Asapoan = Nyapu
  • Acaca = Bicara
Konsonan [j] biasanya ditukar ke [d͡ʒ], seperti:
  • Bajar (baca: Bejer) = Bayar
  • Lajan (baca: Lajen) = Layan
  • Sembhajang (baca: sembejeng) = Sembahyang
Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:
  • Bhabang (baca: Bebeng)= Bawang
  • Jhaba (baca: Jebe) = Jawa

Perbandingan dengan bahasa Jawa

Perkataan yang sama dengan bahasa Jawa:
Bahasa Jawa = Bahasa Bawean
  • Kadung = Kadung (Bahasa Melayu = Terlanjur)
  • Peteng = Peteng (Bahasa Melayu = Gelap)
Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:
Bahasa Jawa ~ Bahasa Bawean
  • Lawang = Labang(baca Labeng) (Bahasa Melayu = Pintu)
Konsonan [j] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [d͡ʒ], seperti:
  • Payu = paju (Bahasa Melayu = Laku)

Perbandingan dengan bahasa Banjar

Perkataan yang sama dengan bahasa Banjar:
Bahasa Banjar = Bahasa Bawean
  • Mukena = Mukena (Bahasa Melayu = Telekung Sembahyang)
  • Bibini = Bibini (Bahasa Melayu = Perempuan)

Perbandingan dengan Bahasa Tagalog

Bahasa Bawean = Bahasa Tagalog
  • Apoy = Apoy (Bahasa Melayu = Api)
  • Elong = Elong; penggunaan [e] (Bahasa Melayu = Hidung)
  • Matay = Mamatay (Bahasa Melayu = Mati)
Contoh:
  • Eson terro ka be'na = saya sayang kamu (di Bawean ada juga yang menyebutnya Ehon, Eson tidak dikenal di bahasa Madura)
  • Bhuk, badha berrus? = Buk, ada sikat? (berrus dari kata brush)
  • Ekalakaken = ambilkan (di Madura ekala'aghi, ada pengaruh Jawa kuno di akhiran -aken).
  • Silling = langit-langit (dari kata ceiling)

Pranala luar

Catatan kaki

Jember

Asal Usul Kota Jember

VERSI SATU
Pada jaman dulu. Saat pulau Jawa masih lebih banyak hutan belantara dibanding populasi yang ada. Manusia seringkali melakukan perpindahan untuk mencari tempat yang lebih baik. Ini bercerita tentang dua kelompok migrasi.

Kelompok pertama berasal dari suku Jawa. Jawa timur pedalaman. Seperti Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Bojonegoro, Ponorogo dan sekitarnya. Kelompok migrasi kedua adalah Dari suku Madura. Kedua kelompok tersebut mencari tempat yang lebih baik dari sebelumnya. Keduanya bertemu pada satu titik.

Kelompok pertama dari suku Jawa berkata,”Nang kene ae, lemahe sik jembar”. Artinya, disini saja tanahnya masih luas. Kelompok kedua dari suku Madura juga berujar, “Iyeh, neng dinnak beih, tananah gik jembher”. Artinya, Iya disini saja, tanahnya masih luas. Begitulah awal terjadinya akulturasi. Percampuran kebudayaan.

Seiring dengan berjalannya waktu, kata kata jembar dan jembher berevolusi menjadi seperti yang kita tahu sekarang, JEMBER.

VERSI DUA
Dahulu kala, di tepi pantai selatan Pulau Jawa terdapat kerajaan makmur dan tentram. Rajanya arif dan bijaksana. Segala hasil bumi negerinya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Karena itulah, rakyatnya hidup makmur.Kemakmuran kerajaan itu mengundang decak kagum dari kerajaan-kerajaan lain. Namun, juga mengundang niat jahat sekelompok bajak laut. 

Mereka ingin menaklukan dan menguasai kerajaan itu. Ketika para pengawal kerajaan sedang lengah, kelompok bajak laut menyerang. Menghadapi serbuan mendadak itu, pasukan kerajaan kalang kabut. Raja ikut berjuang langsung untuk mempertahankan kerajaannya. Namun ia lalu gugur dalam serangan itu. Begitu pula dengan putra-putra dan para menterinya.

Para pasukan hanya berhasil menyelamatkan putri Raja yang bernama Putri Jembarsari. Ia lah satu-satunya pewaris kerajaan yang masih selamat. Para pasukan lalu membawa sang putri ke daerah yang aman, jauh dari kerajaan.Kawanan bajak laut bergembira atas kemenangan itu. Kini, kerajaan itu pun dipimpin oleh kepala bajak laut.

Sementara itu, pengawal kerajaan yang membawa lari Putri Jembarsari tiba di tempat tersembunyi. Selama dalam persembunyian, Putri Jembarsari diajarkan berbagai ilmu beladiri. Putri Jembarsari pun dapat dengan mudah menerima berbagai ilmu itu. Kini, Putri Jembarsari tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menguasai berbagai ilmu beladiri. 




Iapun lalu diangkat menjadi pemimpin.Di daerah itu Putri Jembarsari dan pasukannya membuka hutan belantara menjadi sebuah perkampungan yang aman. Lama-kelamaan, banyak orang dari luar daerah berdatangan, lalu bermukim disana. Akhirnya, daerah itu menjadi sebuah kerajaan kecil yang dipimpin oleh Putri Jembarsari.

Sementara kerajaan Putri Jembersari semakin besar, tidak demikian halnya dengan kerajaan para bajak laut yang makin terpuruk. Rakyat daerah itu tidak puas dengan pemimpinnya hingga sering terjadi pemberontakan. Dalam pemberontakan yang terakhir, raja bajak laut tewas.Rakyat di kerajaan bajak laut lalu mencari Putri Jembarsari

Mereka meminta Putri Jembarsari mengambil alih kembali kerajaan bajak laut dan meneruskan tahta ayahandanya.

Namun, Putri Jembarsari bingung. Ia berpikir,Aku kan sudah memiliki kerajaan sendiri. Kalau aku menjadi Ratu di kerajaan bajak laut, siapa yang akan memimpin kerajaan ini? “Namun, penasihatnya memberi usul. Kata penasihat kerajaan, lebih baik kedua kerajaan itu digabung saja. Pasti rakyat kedua kerajaan tidak akan keberatan. 

Putri Jembarsari lalu memutuskan‚Baiklah. Itu usul yang baik. Aku setuju untuk menggabungkan dua kerajaan ini.Usul itu pun dilaksanakan. Kini, kerajaan yang dipimpin Putri Jembarsari makin luas. Ternyata, masih saja ada yang iri hati dengan kesuksesan Putri Jembarsari. Ketika mengadakan kunjungan keluar kota, Putri Jembarsari dan pasukannya diserang oleh orang yang iri hati.

Karena tidak siap menghadapi serangan mendadak, Putri Jembarsari gugur. Seluruh rakyat berduka. Untuk mengenang jasanya, nama Putri Jembarsari diabadikan menjadi nama kerajaan itu, yaitu Kerajaan Jembarsari. Lama-kelamaan, nama itu berubah menjadi Jember dan tetap abadi sampai sekarang. Jember terletak di Jawa Timur.

VERSI TIGA
Alkisah ada putri raja Brawijaya bernama Endang Ratnawati. Putri ini cantik jelita hingga membuat para pria ingin berlomba melamarnya. Tapi rupanya sang putri selalu menolak lamaran karena masih belum mau berumah tangga. 

Sang putri lalu berniat menyepi. Sang putri keluar masuk hutan hingga berada di suatu daerah terpencil. Saat putri mandi di sungai Jompo datanglah seorang satria yang menggodanya. 

Hingga akhirnya satria menodai sang putri. Sang putri pun sedih. Dan karena larut dengan kesedihannya sang putri akhirnya mengeluh. 'Jember, jember badanku sudah kotor ternoda'. Lalu ia pun bunuh diri di sungai itu. Mayatnya kemudian ditemukan oleh orang dan dicari lah keluarganya. 

Karena tidak ketemu maka dikuburkanlah sang putri di tepi sungai Bedadung. Raja Brawijaya pun mencari-cari putri nya yang tak kunjung pulang. Hingga akhirnya terdengar kabar kalau sang putri sudah dikuburkan di suatu tempat yang akhirnya di kasih nama Jember (gumaman dari sang putri saat mengeluh).

VERSI EMPAT
Dulu Jember adalah sebuah hutan yang lebat dengan pohon yang sangat besar. sebegitu besarnya pohon tersebut, orang dewasa tidak bisa merangkul dan mempertemukan jemari tangan kiri dan kanannya. Butuh lebih dari satu orang untuk merangkul sebatang pohon. 

Selain hutan dan segala isi di dalamnya, yang ada hanya sungai, gundukan tanah, dan lautan rawa. Jika-pun ada tanah yang terhampar, bisa dipastikan tanah tersebut adalah tanah yang becek. Orang-orang menyebut wilayah ini dengan Jembrek. Bisa diartikan becek dan berlumpur. Kondisi tersebut semakin menjadi-jadi manakala turun hujan. 

Jika turunnya hujan sangat deras, wilayah yang terbentang di kaki Pegunungan Hyang dan tak jauh dari Gunung Raung ini juga rawan banjir. Sungai-sungai akan meluapkan air. Kata Bapak, ini namanya banjir maling.

Seiring berlalunya waktu, pengucapan kata Jembrek berubah menjadi Jember

Sebuah situs blog yang memuat tulisan (hasil wawancara dari seorang jurnalis Suara Soerabaia bernama Tiong Gwan. Dia berhasil membuat tangkapan sesaat mengenai situasi kota Jember tahun 1920. Berikut adalah cuplikannya. "Bila ada toeroen oedjan ketjil sadja, soedah tjoekoep membikin straat Djember berobah mendjadi laoetan loempoer."


VERSI LIMA
Sekali peristiwa, datang seorang tamu bernama Ki Ageng Kedu yang hendak menghadap Sunan Kudus. tamu tersebut mengendarai sebuah tampah. sesampainya di Kudus Ki Ageng Kedu tidak lah langsung menghadap Sunan Kudus, melainkan memamerkan kesaktianya dengan mengendarai tampah serta berputar - putar diangkasa. 

Seketika dilihatnya oleh Sunan Kudus, maka beliau murka sambil mengatakan, bahwa tamu Ki Ageng Kedu ini menyombongkan kesaktianya. Sesudah di sabda oleh beliau, berkat kesaktian Sunan Kudus, tampah yang ditumpangi Ki Ageng Kedu itupun meluncur ke bawah hingga jatuh ke tanah yang becek (bhs. Jawa : ngecember), sehingga tempat tersebut kemudian dinamakan Jember.

Jember, Kota yang Bingung dengan Sejarahnya

Sebelumnya, ijinkan saya memberi gambaran singkat. Tulisan ini menjelaskan tentang sejarah kota kecil Jember. Mungkin akan menjadi tulisan yang agak panjang dan menjemukan. Mohon maaf.
Baiklah, segera akan saya mulai tulisan tentang kota kecil Jember.
Pada saat orang orang sedang sibuk meniupkan terompet tahun barunya, kota kecil Jember justru konsentrasi merayakan Hari Jadinya. Ya benar, pada 1 Januari 2012, Jember genap berusia 83 tahun.
Bercermin pada 1 Januari 1928, secara fakta dan hukum mulai saat itu Jember berubah menjadi ibukota Kabupaten. Dimulai dari ketentuan no 322 tanggal 9 Agustus 1928, berdasarkan staatblad. Jember ditetapkan sebagai Regentschap Djember. Tadinya Jember adalah salah satu wilayah Distrik dari Afdeling Bondowoso.
Kota ini terletak di bagian timur Propinsi Jawa Timur. Jaraknya dari Surabaya 198 km. Sebelah utara berbatasan dengan Bondowoso dan Probolinggo. Sebelah timur berbatasan dengan Banyuwangi. Sebelah barat berbatasan dengan Lumajang. Dan sebelah selatan berbatasan dengan samudra Indonesia.
Jika kita menengok papan nama di Stasiun Jember, maka kita akan tahu ketinggian daerah kota, kurang lebih 87 meter diatas permukaan laut. Dan bila dirata rata, ketinggian di Jember 0 sampai dengan 3300 mdpl. Itu bila diukur bersama ketinggian Gunung Argopuro yang sebagian masuk wilayah Jember.
Hmmm, membicarakan sejarah memang seringkali menjemukan. Apalagi bila harus memperinci gambaran tentang sebuah kota mulai dari garis meridiennya, temperatur udara, musim, tata wilayah, SDA yang ada, dan sebagainya. Agar lebih terlihat menarik, mari kita tengok asal usul Jember dari sudut pandang mitologi.
Asal Usul Jember
Ada banyak versi tentang asal usul kota Jember. Saya akan mencomotnya satu saja, yang menurut saya (ubyektif) paling masuk akal.
Pada jaman dulu. Saat pulau Jawa masih lebih banyak hutan belantara dibanding populasi yang ada. Manusia seringkali melakukan perpindahan untuk mencari tempat yang lebih baik. Ini bercerita tentang dua kelompok migrasi.
Kelompok pertama berasal dari suku Jawa. Jawa timur pedalaman. Seperti Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Bojonegoro, Ponorogo dan sekitarnya. Kelompok migrasi kedua adalah Dari suku Madura. Kedua kelompok tersebut mencari tempat yang lebih baik dari sebelumnya. Keduanya bertemu pada satu titik.
Kelompok pertama dari suku Jawa berkata,”Nang kene ae, lemahe sik jembar”. Artinya, disini saja tanahnya masih luas. Kelompok kedua dari suku Madura juga berujar, “Iyeh, neng dinnak beih, tananah gik jembher”. Artinya, Iya disini saja, tanahnya masih luas. Begitulah awal terjadinya akulturasi. Percampuran kebudayaan.
Seiring dengan berjalannya waktu, kata kata jembar dan jembher berevolusi menjadi seperti yang kita tahu sekarang, JEMBER.
Itulah Jember bila dilihat dari legenda yang ada. Saya tampilkan asal asul di atas dengan harapan, akan lahir imajimasi tentang Jember tempo dulu. Bahwa kota ini lahir bukan diebabkan oleh reruntuhan kerajaan, namun memang sengaja dibangun. Pernah saya singgung di tulisan perdana saya di sini, berjudul Jember. Akan saya ceritakan kembali dari sudut yang tidak sama.
Jember dalam lacakan sejarah
Sejarah hanya berhasil melacak daerah ini sampai dengan 1859. Sebelum itu, hanya berupa praduga. Bisa jadi ini karena Jember bukanlah daerah reruntuhan kerajaan. Adapun benda benda kuno yang ditemukan di daerah ini disinyalir merupakan peninggalan kerajaan Majapahit atau Blambangan (Atau kerajaan lain yang sempat melintas di sini.
Saya akan menggambarkan tentang bagaimana Jember sebelum 1859.
Jember hanya merupakan sebuah hutan yang luas dengan pohon pohon yang besar. Tanahnya berawa hingga menyuburkan segala jenis penyakit seperti wabah kolera dan disentri. Bila ingin tinggal di daerah ini, anda harus bisa mengatasi ganasnya alam. Itu gambaran singkatnya (ini benar benar saya gambarkan secara singkat).
Jember pada 1859
Dimulai dari sebuah perkebunan di Jember. Namanya LMOD. Atau lebih lengkapnya, N.V. Landbauw Maatshcappij Oud Djember. Berdiri di Jember tahun 1859. Pertengahan abad 19 Masehi.
Siapa pendirinya? Pendirinya adalah pengusaha asal Belanda. Ada 3 leader. George Birnie, Matthiasen dan Van Gennep. Adanya LMOD ini melahirkan beberapa hal. Pertama, mengundang perusahaan swasta lain untuk menanamkan modalnya ke daerah Jember. Berikutnya, kebutuhan akan tenaga kerja.
Berhubung pribumi Jember sedikit, maka dihadirkan tenaga kerja dari luar wilayah. Ohya, tentang masalah pribumi Jember yang sedikit, itu hanya asumsi dari saya saja. Soalnya sampai saat ini saya masih belum menemukan data tentang itu.
Dihadirkanlah tenaga kerja dari Madura. Dengan alasan mempunyai karakter pekerja keras dan ulet. Namun demikian, pihak colonial kesulitan untuk masalah pengaturan. Maka dari itu lahir kebijakan berikutnya. Mendatangkan tenaga kerja dari wilayah pedalaman Jawa timur. Ini untuk memudahkan control dan pengaturan. Menurut pihak koloni, masyarakat Jawa tidak banyak melahirkan pertentangan. Mempunyai kecenderungan watak penurut.
Alasan kedua kenapa suku Jawa dan Madura tertarik ke Jember. Karena lancarnya Jalur transportasi.
Pada akhirnya, daerah ini semakin berkembang. Untuk mengangkut hasil bumi dan sebagainya, pihak kolonial butuh alat transportasi sebagai solusinya. Lalu dibukalah jalur kereta api dan selesai pada awal abad 20.
Dibukanya jalur kereta api tahun 1912 dari Surabaya-Probolinggo-Jember dibarengi dengan membuat jalan darat (rintisan) yang menghubungkan daerah terpencil menuju Jember. Itu membuat terjadinya gelombang migrasi yang besar. Terutama dari daerah daerah di bagian barat.
Jember dianggap memiliki prospek yang lebih baik. Ditempat yang baru dibuka ini mereka menaruh harapan untuk diri dan keluarganya. Mereka ingin memperoleh penghasilan yang lebih baik. Perpindahan penduduk Madura, Jawa serta suku suku lain ke Jember juga terjadi di wilayah karesidenan Besuki. Alasannya karena Jember termasuk wilayah Afdeling Bondowoso. Bondowoso sendiri termasuk wilayah dari karesidenan Besuki.
Perpindahan itu menggunakan berbagai macam cara. Seperti perdagangan, sebagai tenaga kerja buruh dan ekspedisi Militer.
Kenapa mereka memilih Jember untuk dijadikan areal perkebunan?
Jember mendapat perhatian dari pengusaha swasta Belanda karena beberapa hal berikut ini :
1. Masalah pengairan
Tersedianya air yang sangat cukup
2. Tanahnya Subur
Kesuburan tanah ini cocok untuk perkebunan
3. Masalah infrastruktur transportasi dan komunikasi
Infrastruktur transportasi dan komunikasi di Jember relatif bisa berkembang dibanding dengan wilayah yang lain. Ini sudah menjadi gambaran dan pertimbangan pihak kolonial.
4. Sudah ada masyarakat lokal di Jember (sebelum 1859).
Masyarakat lokal Jember ini sudah bisa menanam tembakau. Meskipun dengan jumlah yang sedikit dan untuk keperluan lokal saja.
Masih banyak lagi sejarah kota kecil ini yang terlacak, meskipun jauh lebih banyak lagi yang belum terlacak. Pemerintah Kabupaten Jember juga tidak tinggal diam. Di situsnya saya temukan kata kata seperti berikut ini.
Berbagai upaya baik seminar maupun penelitian yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian, Perguruan Tinggi maupun oleh sejarawan belum bisa mengungkap kejelasan yang pasti tentang kapan Kabupaten ini lahir. Pemkab Jember masih memberi Kesempatan luas untuk menampung sumbangan pemikiran untuk dijadikan bahan kajian dalam menentukan fakta sejarah guna mengetahui kapan hari jadi Kabupaten Jember sebenarnya.
Begitulah, Jember kesulitan menentukan hari lahir yang sebenarnya. Dari kesulitan menentukan hari lahir, merembet pada kesulitan kesulitan yang lain. Contoh paling nyata, Jember selalu bingung menentukan arah budayanya. Istilah kasarnya, orang Jember selalu minder manakala harus membicarakan makanan khas, oleh oleh khas Jember dan kesenian milik Jember.
Alhasil, Jember sengaja membuat tarian bernama tari lahbako. Jember juga memproduksi jajanan suwar suwir dan dikatakan sebagai ‘asli Jember’ padahal jelas jelas suwar suwir terbuat dari sari tape. Sedang tape sendiri sudah terlalu identik dengan Kota Bondowoso.
Jember adalah sebuah daerah pandalungan. Tempat bertemunya berbagai budaya. Dua kebudayaan besar yang mendominasi adalah Jawa dan Madura. Adalah tidak mungkin mencari keaslian budaya. Apalagi bila dari sudut pandang saya pribadi yang tidak percaya dengan adanya budaya asli. Semua pasti mengalami akulturasi.
Solusi subyektif
Berbicara mengenai solusi, saya jadi teringat akan musik tradisional patrol. Musik ini tumbuh dan berkembang di kota kecil Jember. Sangat disayangkan, semakin hari musik rancak yang selalu dirindukan kehadirannya ini semakin terengah engah dan ditinggalkan. Ada anggapan bahwa patrol merupakan seni asli Madura (di sana dikenal dengan nama musik thong thong). Beberapa kota lain juga memiliki seni musik tradisional yang semacam ini.
Bila masyarakat Jember jeli, mereka akan menemukan sesuatu yang khas di musik patrol. Perbedaan yang sangat nampak adalah dari alat musiknya. Musik thong thong Madura menggunakan saronen sebagai alat tiupnya. Sementara musik patrol menggunakan seruling. Lagu yang dinyanyikan juga lebih berwarna. Kadang lagu Madura kadang  lirik lirik Jawa. Inilah bukti adanya perkawinan budaya jawa madura.
Dilihat dari namanya, patrol. Dulunya musik ini digunakan oleh masyarakat Jember untuk memanggil burung dara peliharaannya. Selain itu juga sebagai media komunikasi. Ini untuk mengatasi jarak antar rumah yang berjauhan, juga sebagai penanda manakala sewaktu waktu terjadi sesuatu. Misalnya bencana alam, pencurian, kematian dan sebagainya. Mengenai model ketukannya, tergantung kesepakatan.
Seiring perkembangan areal perkebunan, musik patrol juga digunakan untuk berpatroli keliling kebun, demi memastikan semuanya baik baik saja.
Begitulah, tak ada yang asli di Jember. Kita harus mengesampingkan kata kata asli. Karena memang lebih bijak bila kata asli diganti dengan kata khas.
Tentang sejarah
Saya tahu, penarikan  sejarah yang dimulai pada 1859 lahir di wilayah akademisi Universitas Jember. Tapi itu bukan final. Terbukti, di sana terdapat celah. Disebutkan bahwa pihak kolonial tertarik membangun perkebunan tembakau karena sudah ada masyarakat lokal Jember yang bisa meracik tembakau. Nah, tugas kita hanyalah mencari data di tahun sebelum 1859. Dan ini bukan sebuah kemustahilan.
Saya contohkan tentang kerajaan Sriwijaya. Ada peninggalan prasasti dan diyakini, keberadaan Sriwijaya sudah ada pada abad ke tujuh. Karena peperangan di abad 12, kerajaan ini jatuh dan terlupakan. Eksistensinya baru diketahui lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Perancis.
Saya yakin Jember bisa melacak kembali sejarahnya bila dilakukan benar benar, bukan hanya sambilan. Dan tidak hanya terjebak pada pembangunan identitas yang bersifat populer.
Memberikan porsi yang cukup pada sejarah itu indah. Setidaknya, dengan menghargai sejarah, Jember akan terlihat lebih anggun dalam menghadapi era global.
Bagaimana memulainya?
Kenapa tidak dimulai dengan pembangunan Jalan Deandles? dari sana saja, itu sudah mematahkan teori bahwa Jember hanya terdeteksi sejak 1859. Atau kalau ingin yang lebih prestisius lagi, mari kita tengok tahun 1359. Saat itu Raja Hayam Wuruk sedang melakukan perjalanan darat menuju Panarukan (Panarukan memiliki pelabuhan internasional di jamannya, dan letaknya sangat strategis). Nah, mungkin kita bisa menggalinya dari sini.
Baiklah, itu saja sedikit urun rembug dari saya, seorang rakyat biasa yang gelisah dengan sejarah kota kecilnya sendiri.
Dirgahayu Jember

Tags: afdeling bondowoso musik tradisional patrol jember jember kota yang bingung dengan sejarahnya landbauw maatshcappij oud djember sejarah jember

Featured Post

AC Milan Perpanjang Kontrak Pierre Kalulu

-AC Milan   resmi memperpanjang kontrak salah satu pemainnya. Pemain tersebut adalah   Pierre Kalulu  yang mendapatkan kontrak jangka panj...