Beberapa Versi Asal-usul Nama Kabupaten Jember yang Masuk Akal dan yang Tidak

 

Beberapa Versi Asal-usul Nama Kabupaten Jember yang Masuk Akal dan yang Tidak

September 23, 2013 by Posted in: BudayaOpini



Di banding dua kabupaten tetangga yaitu Banyuwangi dan Lumajang, Jember merupakan kabupaten di wilayah tapal kuda Jawa Timur yang tidak memiliki asal-usul resmi yang diakui oleh pemerintah kabupaten. Dasar penentuan hari lahir Jember masih (saya sebut masih karena saya berharap suatu saat kelak akan diubah) berdasar surat keputusan pemerintah Hindia Belanda. Meskipun penentuan hari lahir Jember yang berdasar keputusan penjajah ini sama sekali tidak saya setujui, namun untuk sementara tak apalah dipakai.
Di dunia maya, sedikitnya ada empat versi asal-usul nama kabupaten Jember. Dari keempat versi tersebut ada yang masuk akal dan ada yang tidak masuk akal. Versi yang pertama adalah nama Jember berasal dari nama putri baik hati yang bernama Jembersari. Versi yang kedua menyatakan nama Jember berasal dari perisitiwa seorang putri yang diperkosa, yang akhirnya disebut putri yang jembrek (bahasa Jawa: kotor, ternoda). Kedua versi ini sama sekali tidak masuk akal. Pendapat yang ketiga mengatakan bahwa nama Jember berasal dari topografi wilayah Jember yang kotor berawa sehingga disebut Jember. Versi yang terakhir mengatakan bahwa nama Jember muncul karena adanya persinggungan antara bahasa Jawa Jembar yang dilafalkan oleh penutur madura menjadi Jembher yang lambat laun menjadi Jember.
Dari keempat versi asal-usul kabupaten Jember di atas, yang tidak masuk akal adalah dua yang pertama. Yaitu berasal dari nama putri Jembersari dan peristiwa diperkosanya seorang putri sehingga disebut putri jembrek alias Jember. Kedua versi ini tidak masuk di akal karena sangat kecil kemungkinan nama seorang putri menggunakan kata yang buruk. Semua nama putri dan pangeran kerajaan berasal dari kata yang baik. Versi yang mengatakan bahwa nama Jember berasal dari peristiwa diperkosanya seorang putri kerajaan di sungai Bedadung juga tidak masuk akal. Pertama, karena di wilayah Jember, tepatnya di pesisir selatan sudah ada kerajaan yang disebut Kerajaan Sadeng yang sempat berdiri merdeka namun kemudian ditaklukkan oleh Raja Hayam Wuruk bersama Patih Gajah Mada. Versi diperkosanya putri Endang Ratnawati anak Raja Brawijaya diceritakan bahwa Jember dulunya hutan belantara sepenuhnya.
Versi yang cukup masuk akal adalah yang mengatakan bahwa nama Jember berasal dari Jembrek yang berarti becek. Diceritakan, dahulu kala wilayah Jember adalah hutan yang tanahnya berawa. Bahkan dituliskan dalam sebuah blog bahwa ada wartawan pada tahun 1920 yang mengatakan hanya butuh hujan sedikit untuk menjadikan tanah di Jember berlumpur. Versi ini ada benarnya karena nama-nama desa dan kampung di Jember banyak yang menggunakan rowo dan curah. Misalnya Rowotamtu di kecamatan Rambipuji, Rowotengu, Rowotengah (kecamatan Sumberbaru), Curah Nongko di kecamatan Tempurejo. Rowo merupakan padanan dari rawa, yaitu tanah yang berlumpur. Begitu juga dengan curah. Curah artinya sungai alam yang landai tapi tidak terlalu besar dan berfungsi sebagai pembuangan.
Versi yang terakhir yang paling masuk akal mengenai asal-usul nama Jember adalah versi yang mengatakan bahwa Jember berasal dari kata Jembar yang berarti luas atau lapang. Sebuta Jembar muncul karena wilayah Jember yang masih sangat luas dan tidak bertuan, masih lebih banyak hutannya daripada perkampungannya, hal ini karena tidak adanya pusat pemerintahan/kerajaan yang merdeka setelah Kerajaan Sadeng ditaklukkan. Oleh sebab itu, wilayah Jember menjadi tujuan migrasi. Para pendatang berasal dari dua wilayah yang berbeda, yaitu daerah penutur bahasa Jawa (dari Jawa Timur bagian barat) dari utara penutur bahasa Madura.
Yang terlebih dulu sampai dan mendiami wilayah yang lapang adalah tersebut adalah penutur bahasa Jawa. Waktu kedatangan penutur bahasa Jawa di wilayah Jember terbukti dengan nama desa di wilayah ini hampir semuanya menggunakan bahasa Jawa. Jadi, penyebutan nama Jembar sebelum menjadi jember merupakan hal yang masuk akal. Jembar dilafalkan jhembher oleh lidah penutur bahasa Madura. Lambat laun, nama ini yang kemudian dipakai sebagai nama resmi kabupaten Jember dengan pelafalan yang sudah disesuaikan seperti sekarang. Sampai sekarang, penduduk Jember masih terdiri dari penutur Jawa dan Madura serta penutur Jawa-Madura yang mengakibatkan munculnya istilah yang terbentuk dari akulturasi (integrasi) bahasa Jawa dan Madura yang disepakati oleh masyarakatnya.

 


Tidak ada komentar:

Featured Post

AC Milan Perpanjang Kontrak Pierre Kalulu

-AC Milan   resmi memperpanjang kontrak salah satu pemainnya. Pemain tersebut adalah   Pierre Kalulu  yang mendapatkan kontrak jangka panj...